KAJIAN RASIONAL
KASUS JATINEGARA BERDASARKAN TEORI POLITICAL SCIENCE
(Raydey – Pasivis Mahasiswa dan Saudara Parewa)
Politics?
Sebelum berbicara dan menilik lebih jauh akan hubungan konsep ilmu politik dengan kasus
Jatinegara, terlebih dahulu kita harus menyamakan gagasan dan konsep mengenai ilmu
politik di dalam benak kita. Pertama, jika kita menilik ke belakang melampaui ruang dan
waktu, kita akan bertemu dengan sosok bapak filsuf terkenal seantero negeri, Aristoteles
namanya. Menurut Aristoteles, politik adalah upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu
yang dikehendaki. Lalu, berlanjut ke arah barat, kita dapat menjumpai Harold Laswell,
seorang ilmuan politik legendaris. Baginya, politik adalah siapa, mendapatkan apa, kapan,
dan bagaimana. Lalu berlanjut lagi menembus dimensi ruang dan waktu, kita mendapati
arti politik dari sesepuh dan senior kita tercinta, yaitu Prof. Miriam Budiarjo Pengertian
politik menurut beliau adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari sistem itu dan
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, dapat
dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan negara maupun
proses pengambilan keputusan ketatanegaraan. Terakhir, suatu pengertian yang sangat-
sangat berbeda dan berani adalah pengertian politik yang disampaikan oleh Prof. Maswadi
Rauf. Menurut beliau, politik merupakan subsistem kehidupan sosial berupaa kekuasaan
untuk mengatur seluruh masyarakat, pemegangnya berhak menggunakan kekerasan untuk
membuat patuh, pemegangnya adalah pemerintah, bentuk konkretnya berupa kebijakan
pemerintah.
Keterkaitan Konsep
Selanjutnya, jika dalam benak kita sudah sama sehingga buah pikir kita sama-sama manis
rasanya, barulah dapat kita kupas satu persatu konsep di atas. Konsep Aristoteles adalah
konsep yang akan kita bahas lebih dulu. Konsep sederhana yang disampaikan oleh
Aristoteles, menurut saya sangat relevan. Semua pihak saling berlomba mendapatkan
sesuatu yang ia kehendaki. Polisi menghendaki mangsa, pejabat menghendaki
kelanggengan kursi, pers menghendaki berita panas, dan para kaki lima menghendaki isi
perutnya dan keluarganya. Sampai di sini kita sama-sama paham, bahwa semua pihak
membutuhkan sesuatu yang ia kehendaki. Namun sebagai pemerintah, orang yang ditunjuk
dan semestinya bersikap arif, maka tentunya isi perut rakyatlah yang harus dijadikan
sebagai prioritas utama, bukan kolega, birokrat, atau aparat. Berlanjut ke konsep yang
diajukan Laswell. Tidak jauh berbeda dengan Aristoteles, Laswell hanya memperinci
gagasan Aristoteles mengenai siapa, apa, kapan, dan bagaimana kekuasaan politik dapat
diambil. Sebab kemiripan tersebut, saya rasa pembaca sudah paham melalui implementasi
konsep Aristoteles yang saya sampaikan sebelumnya. Berlanjut ke ilmuan perempuan
dalam politik yang sekaligus sebagai senior saya, secara sederhana beliau menyampaikan
bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan negara maupun proses
pengambilan keputusan ketatanegaraan. Berdasarkan artian tersebut, tidak lain tidak
bukan, maka dapat saya tarik benang merah bahwa aparat dan pemerintah sama-sama
bermain peran dalam kasus kericuhan di Jatinegara pada tanggal 26 September 2020 lalu
pukul 23.00 WIB. Terakhir, sekaligus penutup. Prof Maswadi kerap kali bertanya kepada
mahasiswa baru mengenai arti politik, tak ada satupun yang benar. Jelas saja, karena artian
politik yang disampaikan oleh Prof Maswadi sangat lugas, tegas, dan ekstrem. Namun bagi
ilmuan politik, ini merupakan hal yang biasa dan wajib diketahui semua orang. Poin utama
yang ingin disampaikan Prof Maswadi adalah pemegang kekuasaannya yakni pemerintah
berhak menggunakan kekerasan untuk membuat masyarakat patuh. Saya setuju! Namun
silakan para pembaca perhatikan lagi, dalam kalimat tersebut digunakan kata “berhak”
bukan “berkewajiban”. Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya bersikap arif dan bijaksana
dalam berkeputusan. Saya melihat, pemerintah terlalu gegabah. Sudah rusak pula hati dan
pikir pemerintah. Masa penertiban covid agar pakai masker mesti ditodong gas air mata?
Masa Satpol PP perlu didampingi polisi bermotor trail dan berseragam plus senjata
lengkap? Masa gardu listrik PLN mesti dimatikan hingga gelap gulita? TOLOL!
Sekian
Salam
MRSD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa "Tinggalkan Komen Anda Di Sini ↓"