Rabu, 04 Juni 2014

Cerpen "Mencari Arti Sebuah Hidup"

 Mencari Arti Sebuah Hidup
(Oleh: M Rayhan Sultan Deyis)

Burhan, ya Burhan akulah si Burhan itu, tak terasa memang waktu bagaikan hempasan angin yang sangat kencang, entah sudah berapa kali jarum jam berputar, jantung berdetak, nafas keluar dan masuk. Ya memang begitu hidup bagai air yang mengalir di tengah sungai yang jernih mengelilingi tepi gunung hingga laut lepas yang luas.

Lebih dari 16 tahun sudah ku menginjak bumi ini, melihat, mendengar, merasa dengan berbagai indraku tapi apalah arti sebenarnya hidup ini... Sebuah pertanyaan sederhana yang diriku tak tahu apa jawabnya. Hal itulah yang memulai semua cerita ini.

Diriku memanglah tipe orang yang selalu ingin tahu, bertanya dan selalu ingin tahu apa jawabannya. Sewktu ku kecil saat berusia sekitar 4 tahun ku bertanya kepada bu ninis, guru TKku dulu, dengan polosnya aku bertanya "Bu kita itu apa?" Lalu ibu itu menjawab dengan sabarnya "Kita ini manusia Burhan" jawabnya merasa kurang puas ku bertanya lagi "Untuk apa kita jadi manusia bu?", "Ya untuk mengenal, bermain dan belajar", "Oh, seperti itu ya bu" menutup pembicaraan itu. Ya aku tahu kita di sini untuk main belajar, dan punya teman.

Tapi saat aku berusia 10 tahun benakku berpikir bahwa untuk apa hidup jika hanya untuk bermain, belajar, dan mengenal. Oleh karena itu ku bertanya kepada Mr.Sofyan "Mr, Hidup itu untuk apa?", "Hidup adalah keindahan Burhan, kita bisa merasa, mencium, mendengar, melihat, dan meraba. Hidup itu adalah saling mengasihi satu sama lain", "Oh seperti itu ya mr". Kini ku puas mendengar penjelasan Mr.Sofyan itu memang hidup ini indah.

Detik demi detik berlalu, menit demi menit berhamburan, jam demi jam pergi. Diriku sudah makin besar, 13 tahun usia ku, ya kini ku duduk di bangku SMP berbaju putih dan bercelana biru gelap. Ya setiap hari kujalani hidup ini pergi sekolah, upacara, berorganisasi, bermain dan belajar namun setahun sudah ku duduk di bangku ini ku merasa bahwa hidup ini tidak indah, tak menyenangkan sedikit pun, hanya berbagai masalah yang kutemui setiap harinya, duluku berpikir bah jawaban Mr. Sofyanlah yang paling tepat tapi kini tidak lagi ucapannya tidak sesuai dengan apa yang kualami.

Kini diriku dilanda kebingungan, kepayahan, dan ketidak tahuan akan hidup, ku tak tahu ingin bertanya kepada siapa arti sebuah hidup ini. Namun ada satu orang yang selalu ada untuk menghibur, membantu, dan membuat diriku tetap berani mengahadapi segala tantangan ini, ya dialah satu-satunya orang yang dapat menghibur diriku dan satu-satunya orang yang selalu terbesit dalam pikirku. Di usiaku yang ke empat belas tahun aku sadar bahwa hidup tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata tapi hatilah yang dapat menjelaskan semua berkat dirinya ku tahu apa arti hidup.

Namun di usiaku yang ke lima belas tahun, aku harus pindah ke suatu daerah jauh dari kota ini terpaksa ku harus meninggalkan sekolah tercinta ini di awal semester kelas 9, namun hidup adalah sebuah kenyataan terpaksa ku harus meninggalkan orang yang telah memberi ku arti hidup sebenarnya, sedih menyelimuti perjalananku meninggalkan kota ini tapi apa daya kuharus pergi.

Kini ku berusia enam belas tahun bersekolah jauh dari SMP ku dulu namun masih ada seseorang yang kuingat, seseorang yang memberitahu aku apa arti hidup, oleh karena itu dimasa liburku ini ku bertekad bulat ingin ke Jakarta mencari dirinya, seseorang yang telah memberi tahuku apa arti hidup... Wahai alam kehidupan pertemukanlah karena dirinyalah yang memberitahuku apa arti hidup.

Ya kini ku sedang mencarinya, hanya sebuah tulisan inilah yang mengiringiku dalam mencari dirinya, berharap dapat bertemu dan mengucapkan suatu hal kepada dirinya. Mengucapkan perasaanku.