Sabtu, 17 Oktober 2020

KAJIAN RASIONAL KASUS JATINEGARA BERDASARKAN TEORI POLITICAL SCIENCE

 KAJIAN RASIONAL

KASUS JATINEGARA BERDASARKAN TEORI POLITICAL SCIENCE

(Raydey – Pasivis Mahasiswa dan Saudara Parewa)


Politics?

Sebelum berbicara dan menilik lebih jauh akan hubungan konsep ilmu politik dengan kasus

Jatinegara, terlebih dahulu kita harus menyamakan gagasan dan konsep mengenai ilmu

politik di dalam benak kita. Pertama, jika kita menilik ke belakang melampaui ruang dan

waktu, kita akan bertemu dengan sosok bapak filsuf terkenal seantero negeri, Aristoteles

namanya. Menurut Aristoteles, politik adalah upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu

yang dikehendaki. Lalu, berlanjut ke arah barat, kita dapat menjumpai Harold Laswell,

seorang ilmuan politik legendaris. Baginya, politik adalah siapa, mendapatkan apa, kapan,

dan bagaimana. Lalu berlanjut lagi menembus dimensi ruang dan waktu, kita mendapati

arti politik dari sesepuh dan senior kita tercinta, yaitu Prof. Miriam Budiarjo Pengertian

politik menurut beliau adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik

(negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari sistem itu dan

melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, dapat

dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan negara maupun

proses pengambilan keputusan ketatanegaraan. Terakhir, suatu pengertian yang sangat-

sangat berbeda dan berani adalah pengertian politik yang disampaikan oleh Prof. Maswadi

Rauf. Menurut beliau, politik merupakan subsistem kehidupan sosial berupaa kekuasaan

untuk mengatur seluruh masyarakat, pemegangnya berhak menggunakan kekerasan untuk

membuat patuh, pemegangnya adalah pemerintah, bentuk konkretnya berupa kebijakan

pemerintah.


Keterkaitan Konsep

Selanjutnya, jika dalam benak kita sudah sama sehingga buah pikir kita sama-sama manis

rasanya, barulah dapat kita kupas satu persatu konsep di atas. Konsep Aristoteles adalah

konsep yang akan kita bahas lebih dulu. Konsep sederhana yang disampaikan oleh

Aristoteles, menurut saya sangat relevan. Semua pihak saling berlomba mendapatkan

sesuatu yang ia kehendaki. Polisi menghendaki mangsa, pejabat menghendaki

kelanggengan kursi, pers menghendaki berita panas, dan para kaki lima menghendaki isi

perutnya dan keluarganya. Sampai di sini kita sama-sama paham, bahwa semua pihak

membutuhkan sesuatu yang ia kehendaki. Namun sebagai pemerintah, orang yang ditunjuk

dan semestinya bersikap arif, maka tentunya isi perut rakyatlah yang harus dijadikan

sebagai prioritas utama, bukan kolega, birokrat, atau aparat. Berlanjut ke konsep yang

diajukan Laswell. Tidak jauh berbeda dengan Aristoteles, Laswell hanya memperinci

gagasan Aristoteles mengenai siapa, apa, kapan, dan bagaimana kekuasaan politik dapat

diambil. Sebab kemiripan tersebut, saya rasa pembaca sudah paham melalui implementasi

konsep Aristoteles yang saya sampaikan sebelumnya. Berlanjut ke ilmuan perempuan

dalam politik yang sekaligus sebagai senior saya, secara sederhana beliau menyampaikan

bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan negara maupun proses

pengambilan keputusan ketatanegaraan. Berdasarkan artian tersebut, tidak lain tidak

bukan, maka dapat saya tarik benang merah bahwa aparat dan pemerintah sama-sama

bermain peran dalam kasus kericuhan di Jatinegara pada tanggal 26 September 2020 lalu

pukul 23.00 WIB. Terakhir, sekaligus penutup. Prof Maswadi kerap kali bertanya kepada

mahasiswa baru mengenai arti politik, tak ada satupun yang benar. Jelas saja, karena artian

politik yang disampaikan oleh Prof Maswadi sangat lugas, tegas, dan ekstrem. Namun bagi

ilmuan politik, ini merupakan hal yang biasa dan wajib diketahui semua orang. Poin utama

yang ingin disampaikan Prof Maswadi adalah pemegang kekuasaannya yakni pemerintah

berhak menggunakan kekerasan untuk membuat masyarakat patuh. Saya setuju! Namun

silakan para pembaca perhatikan lagi, dalam kalimat tersebut digunakan kata “berhak”

bukan “berkewajiban”. Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya bersikap arif dan bijaksana

dalam berkeputusan. Saya melihat, pemerintah terlalu gegabah. Sudah rusak pula hati dan

pikir pemerintah. Masa penertiban covid agar pakai masker mesti ditodong gas air mata?

Masa Satpol PP perlu didampingi polisi bermotor trail dan berseragam plus senjata

lengkap? Masa gardu listrik PLN mesti dimatikan hingga gelap gulita? TOLOL!


Sekian

Salam


MRSD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa "Tinggalkan Komen Anda Di Sini ↓"