Kepemimpinan Diri Sendiri
Oleh (Muhammad Rayhan Sultan Deyis)
1.1.Pengertian
dan Landasan “Kepemimpinan diri Sendiri”
Mengenai masalah kepemimpinan, Nabi
Muhammad SAW secara jelas menyebutkan dalam salah satu sabdanya yaitu, “Setiap
orang diantara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya”. Hal ini berarti bahwa setiap orang pada dasarnya adalah
seorang pemimpin dan kepemimpinan yang dipunyai oleh setiap orang adalah
kepemimpinan terhadap dirinya sendiri. Disinilah perlunya kemampuan untuk dapat
memimpin diri sendiri. Karena sebelum seseorang berhasil dalam memimpin orang
lain akan lebih mudah jika orang tersebut dapat memimpin dirinya sendiri. Kepemimpinan
diri sendiri itu adalah kemampuan diri dalam mengendalikan hawa nafsu (karakter
negatif dalam diri manusia). Jika ingin menjadi seorang pemimpin yang baik dan
dapat meraih kesuksesan hidup maka yang harus dilakukan adalah kendalikan hawa
nafsu diri sendiri.
Keberhasilan kepemimpinan
Rasulullah tak lepas dari landasan yang membentuk kepemimpinannya, yaitu akhlak
karimah. Akhlak karimah ini menjadi titik tolak yang melandasi kepemimpinannya.
Dan menjadikan akhlak
karimah sebagai landasan utama kepemimpinan, berarti menyadari sepenuhnya bahwa
kepemimpinan adalah amanah dari Allah yang harus di jaga dan dirawat, bukan
dikhianati.
1.2. Hal-Hal
yang Perlu Dilakukan Agar Dapat Memimpin Diri
Sendiri dengan
Baik
1. Kenali
diri kita
Tanyakan kepada diri sendiri, siapakah
saya? Apa kelebihan dan kekurangan saya? Apa tujuan hidup saya? Cobalah terus
memberikan pertanyaan kepada diri sendiri. Jangan berhenti jika kita telah
mendapatkan jawabannya. Jangan berhenti, melainkan teruslah bertanya dan bertanya.
Coba terus menggali sampai dalam dan temukan jawabannya.
Mengenal diri kita adalah
hal yang paling dasar jika kita akan
memimpin
diri sendiri. Jika kita tidak tahu siapa diri kita , kelebihan kita, kekurangan
kita dan apa yang kita inginkan, maka kita pun akan kesulitan untuk memimpin
diri kita.
2. Buat
aturan untuk diri sendiri
Aturan untuk diri sendiri
dibuat khususnya untuk dapat menjaga keharmonisan, keseimbangan mental dan emosi kita.
Contoh
– contoh aturan untuk diri sendiri yang dapat diterapkan:
·
Saya
harus peduli dan memperhatikan diri saya, sama seperti saya peduli terhadap
orang lain.
·
Saya
tidak harus berkata ‘ya’ terhadap semua permintaan yang diajukan diri saya atau
merasa bersalah ketika berkata ‘tidak’.
·
Tidak
ada orang yang sempurna di dunia ini. Berusahalah untuk memberikan yang terbaik.
·
Saya
memiliki hak untuk diperlakukan hormat oleh orang lain.
Aturan-aturan
ini merupakan hal-hal sederhana yang biasanya kita lupakan dengan berbagai
alasan. Misalnya, ingin menyenangkan orang lain, ingin sempurna, dan takut
merasa bersalah.
3.
Kendalikan emosi
Dalam hubungannya dengan
memimpin diri sendiri, mengendalikan emosi adalah hal yang penting untuk
dilakukan. Pengendalian emosi erat kaitannya dengan pengendalian diri. Jika
kita dapat mengendalikan diri, dengan bijaksana mengeluarkan emosi-emosi yang
kita rasakan, maka kita sudah berhasil menjadi pemimpin untuk diri sendiri.
Emosi pada dasarnya adalah
dorongan untuk bertindak, yang mendorong untuk merespon atau bertingkah laku terhadap
keadaan yang ada. Pengendalian emosi bukan berarti berhenti merasa atau pun
tidak mengekspresikan diri kita. Pengendalian emosi berarti kita bisa
mengenali, memahami dan mengendalikan emosi yang kurang baik. Intinya adalah
bagaimana kita mengatur emosi kita, bukan sebaliknya, kita yang diatur oleh
emosi tersebut. Dengan mengendalikan emosi, kita akan bisa mengendalikan
sesuatu yang lebih baik. Emosi yang berlebihan cenderung menguras tenaga
sehingga kita merasa lelah, dan juga membuat kita sulit berpikir dengan baik.
4. Banggalah
menjadi diri sendiri
Untuk dapat memimpin diri
sendiri, hal penting lainnya adalah bagaimana kita mau menjadi diri sendiri dan juga bangga terhadap
diri sendiri, sehingga kita tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.
Langkah awal yang dapat dilakukan untuk
menjadi diri sendiri adalah meyakini tidak ada orang yang sempurna di dunia
ini. Yang dapat kita lakukan adalah selalu memberikan yang terbaik pada setiap
kesempatan, bukan menjadi sosok yang sempurna. Jika itu telah kita lakukan,
maka langkah selanjutnya adalah selalu bangga dengan apapun yang kita lakukan,
apapun hasilnya. Sebab kita telah
memberikan usaha yang terbaik dan maksimal di setiap hal yang kita kerjakan.
Selanjutnya, janganlah terlalu mengagungkan
orang lain, tapi banggalah dengan kelebihan dan potensi yang kita miliki.
Percayalah masing-masing dari kita diciptakan dengan bakat yang berbeda-beda.
Tugas kita adalah mengembangkan bakat tersebut, bukan hanya mengagumi bakat
orang lain. Yang terakhir, hapuslah standar-standar ideal yang kita ciptakan
dalam pikiran kita masing-masing. Standar ideal yang kita buat biasanya membuat
kita merasa tidak puas akan diri kita sendiri, dan terus menerus mengejar
keidealan tersebut. Jangan terus menerus membandingkan diri kita dengan orang
yang kita anggap ideal. Sayangilah diri kita sendiri.
5. Berikan
penghargaan untuk diri sendiri
Semua orang menyukai pujian,
penghargaan, atau bahkan tepukan saat
berhasil melakukan sesuatu. Seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu memberikan penghargaan
kepada anggota kelompok yang berhasil, sama halnya jika kita memimpin diri sendiri.
Sebagai seorang pemimpin,
kita biasanya lebih mudah memberikan penghargaan dan reward kepada orang lain
dari pada diri sendiri, kita cenderung terus memaksa diri kita dengan melihat
kekurangan yang kita miliki. Hal ini mungkin karena kita ingin tetap terus
menjaga motivasi pribadi. Tetapi kadang kita lupa bahwa sebuah penghargaan juga
penting di berikan kepada diri kita.
Penghargaan dapat
memunculkan perasaan bahwa kita melakukan sesuatu yang kita inginkan, bukan
hanya sekedar kita memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu. Pemberian
penghargaan kepada diri sendiri cenderung lebih efektif untuk memperkuat
munculnya perilaku yang kita inginkan, dari pada menghukum diri kita. Untuk
menerapkan system reward atau penghargaan pada diri kita, pertama yang harus
kita lakukan adalah menentukan tolak ukur atau target mengenai apa yang ingin
kita lakukan, baru selanjutnya menentukan reward apa yang pantas untuk diri
kita.
6. Maafkan
diri kita
Berikut adalah beberapa cara untuk
memaafkan diri sendiri:
·
Akui
kesalahan yang telah kita perbuat.
·
Fokuslah
pada kelebihan dan potensi yang kita miliki, jangan terfokus terhadap kesalahan
yang telah kita perbuat.
·
Carilah
apa yang dapat kita pelajari dari kegagalan
yang kita alami.
·
Ceritakan
apa yang kita alami dengan orang terdekat, dan dengarkanlah pandangan mereka
mengenai kegagalan atau kesalahan tersebut.
·
Berhentilah
berkata “seandainya……”. Ingatlah bahwa sekeras apapun kita mencoba, apa yang
telah terjadi tidak pernah dapat kita ubah. Satu-satunya yang dapat kita buat
untuk menjadi lebih baik adalah masa kini dan masa depan.
1.3. Manfaat yang Diperoleh
dari Memimpin
Diri Sendiri
Beberapa manfaat yang
diperoleh dari keberhasilan memimpin diri sendiri adalah:
·
Munculnya
keberanian untuk memiliki cita-cita yang besar
Orang sukses
mempunyai cita-cita yang tinggi, harapan masa depan yang lebih baik. Sementara
orang yang gagal biasanya tidak memiliki cita-cita yang tinggi. Penetapan
cita-cita oleh seseorang, berarti orang tersebut memiliki panduan dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
·
Berani melangkah
Perjalanan ribuan kilometer dimulai dari satu langkah
awal. Ini sangat penting, karena banyak orang yang memiliki cita-cita tinggi
namun tidak mempunyai keberanian untuk memulainya. Tak ada kesuksesan yang
datang begitu saja tanpa adanya keberanian
memulai.
·
Berani
untuk menghadapi resiko yang menghadang
Keberhasilan yang kita raih akan menimbulkan resiko terhadap diri kita sendiri. Resiko tersebut bisa berupa
pengorbanan. Pengorbanan tidak hanya dalam bentuk materi seperti
harta atau uang. Ketika mengisi waktu luang, kita memilih
melakukan kegiatan pengembangan diri, misalnya: belajar, mengikuti perlombaan, mengikuti ekstrakurikuler, dan lain-lain daripada kegiatan bersenang-senang seperti nonton
tv/bioskop, nongkrong, bermain games dan
kegiatan lain yang sejenis, berarti kita telah mengorbankan kesenangan untuk meraih cita-cita yang kita
inginkan.
·
Berani
mengevaluasi
diri
Setiap
kesuksesan yang kita raih harus menjadi alat bagi kita untuk menjadi hamba
Allah yang pandai bersyukur. Rajin-rajinlah kita merenung, mengevaluasi diri
dan bertanya kepada orang-orang terdekat tentang sikap dan perilaku kita, agar
keberhasilan yang kita raih tidak menjadikan kita sombong dan angkuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa "Tinggalkan Komen Anda Di Sini ↓"