Sabtu, 13 April 2013

Kepemimpinan Diri Sendiri


Kepemimpinan Diri Sendiri

Oleh (Muhammad Rayhan Sultan Deyis)


1.1.Pengertian dan Landasan  “Kepemimpinan diri Sendiri”

Mengenai masalah kepemimpinan, Nabi Muhammad SAW secara jelas menyebutkan dalam salah satu sabdanya yaitu, “Setiap orang diantara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”. Hal ini berarti bahwa setiap orang pada dasarnya adalah seorang pemimpin dan kepemimpinan yang dipunyai oleh setiap orang adalah kepemimpinan terhadap dirinya sendiri. Disinilah perlunya kemampuan untuk dapat memimpin diri sendiri. Karena sebelum seseorang berhasil dalam memimpin orang lain akan lebih mudah jika orang tersebut dapat memimpin dirinya sendiri. Kepemimpinan diri sendiri itu adalah kemampuan diri dalam mengendalikan hawa nafsu (karakter negatif dalam diri manusia). Jika ingin menjadi seorang pemimpin yang baik dan dapat meraih kesuksesan hidup maka yang harus dilakukan adalah kendalikan hawa nafsu diri sendiri.      


Keberhasilan kepemimpinan Rasulullah tak lepas dari landasan yang membentuk kepemimpinannya, yaitu akhlak karimah. Akhlak karimah ini menjadi titik tolak yang melandasi kepemimpinannya. Dan menjadikan akhlak karimah sebagai landasan utama kepemimpinan, berarti menyadari sepenuhnya bahwa kepemimpinan adalah amanah dari Allah yang harus di jaga dan dirawat, bukan dikhianati.



1.2.    Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Agar Dapat Memimpin Diri   Sendiri dengan Baik

1.  Kenali diri kita

Tanyakan kepada diri sendiri, siapakah saya? Apa kelebihan dan kekurangan saya? Apa tujuan hidup saya? Cobalah terus memberikan pertanyaan kepada diri sendiri. Jangan berhenti jika kita telah mendapatkan jawabannya. Jangan berhenti, melainkan teruslah bertanya dan bertanya. Coba terus menggali sampai dalam dan temukan jawabannya.


Mengenal diri kita adalah hal yang paling dasar jika kita akan memimpin diri sendiri. Jika kita tidak tahu siapa diri kita , kelebihan kita, kekurangan kita dan apa yang kita inginkan, maka kita pun akan kesulitan untuk memimpin diri kita.


2.  Buat aturan untuk diri sendiri

Aturan untuk diri sendiri dibuat khususnya untuk dapat menjaga   keharmonisan, keseimbangan mental dan emosi kita.


Contoh – contoh aturan untuk diri sendiri yang dapat  diterapkan:

·         Saya harus peduli dan memperhatikan diri saya, sama seperti saya peduli terhadap orang lain.

·         Saya tidak harus berkata ‘ya’ terhadap semua permintaan yang diajukan diri saya atau merasa bersalah ketika berkata ‘tidak’.

·         Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Berusahalah untuk memberikan yang terbaik.

·         Saya memiliki hak untuk diperlakukan hormat oleh orang lain.

Aturan-aturan ini merupakan hal-hal sederhana yang biasanya kita lupakan dengan berbagai alasan. Misalnya, ingin menyenangkan orang lain, ingin sempurna, dan takut merasa bersalah.


3.    Kendalikan emosi

Dalam hubungannya dengan memimpin diri sendiri, mengendalikan emosi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Pengendalian emosi erat kaitannya dengan pengendalian diri. Jika kita dapat mengendalikan diri, dengan bijaksana mengeluarkan emosi-emosi yang kita rasakan, maka kita sudah berhasil menjadi pemimpin untuk diri sendiri.


Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, yang mendorong untuk merespon atau bertingkah laku terhadap keadaan yang ada. Pengendalian emosi bukan berarti berhenti merasa atau pun tidak mengekspresikan diri kita. Pengendalian emosi berarti kita bisa mengenali, memahami dan mengendalikan emosi yang kurang baik. Intinya adalah bagaimana kita mengatur emosi kita, bukan sebaliknya, kita yang diatur oleh emosi tersebut. Dengan mengendalikan emosi, kita akan bisa mengendalikan sesuatu yang lebih baik. Emosi yang berlebihan cenderung menguras tenaga sehingga kita merasa lelah, dan juga membuat kita sulit berpikir dengan baik.


4.  Banggalah menjadi diri sendiri

Untuk dapat memimpin diri sendiri, hal penting lainnya adalah bagaimana kita mau menjadi diri sendiri dan juga bangga terhadap diri sendiri, sehingga kita tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain.

Langkah awal yang dapat dilakukan untuk menjadi diri sendiri adalah meyakini tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Yang dapat kita lakukan adalah selalu memberikan yang terbaik pada setiap kesempatan, bukan menjadi sosok yang sempurna. Jika itu telah kita lakukan, maka langkah selanjutnya adalah selalu bangga dengan apapun yang kita lakukan, apapun hasilnya.   Sebab kita telah memberikan usaha yang terbaik dan maksimal di setiap hal yang kita kerjakan.


Selanjutnya, janganlah terlalu mengagungkan orang lain, tapi banggalah dengan kelebihan dan potensi yang kita miliki. Percayalah masing-masing dari kita diciptakan dengan bakat yang berbeda-beda. Tugas kita adalah mengembangkan bakat tersebut, bukan hanya mengagumi bakat orang lain. Yang terakhir, hapuslah standar-standar ideal yang kita ciptakan dalam pikiran kita masing-masing. Standar ideal yang kita buat biasanya membuat kita merasa tidak puas akan diri kita sendiri, dan terus menerus mengejar keidealan tersebut. Jangan terus menerus membandingkan diri kita dengan orang yang kita anggap ideal. Sayangilah diri kita sendiri.








5.  Berikan penghargaan untuk diri sendiri

Semua orang menyukai pujian, penghargaan, atau bahkan tepukan saat berhasil melakukan sesuatu. Seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu memberikan penghargaan kepada anggota kelompok yang berhasil, sama halnya jika kita memimpin diri sendiri.    


Sebagai seorang pemimpin, kita biasanya lebih mudah memberikan penghargaan dan reward kepada orang lain dari pada diri sendiri, kita cenderung terus memaksa diri kita dengan melihat kekurangan yang kita miliki. Hal ini mungkin karena kita ingin tetap terus menjaga motivasi pribadi. Tetapi kadang kita lupa bahwa sebuah penghargaan juga penting di berikan kepada diri kita.


Penghargaan dapat memunculkan perasaan bahwa kita melakukan sesuatu yang kita inginkan, bukan hanya sekedar kita memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu. Pemberian penghargaan kepada diri sendiri cenderung lebih efektif untuk memperkuat munculnya perilaku yang kita inginkan, dari pada menghukum diri kita. Untuk menerapkan system reward atau penghargaan pada diri kita, pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan tolak ukur atau target mengenai apa yang ingin kita lakukan, baru selanjutnya menentukan reward apa yang pantas untuk diri kita.


6.  Maafkan diri kita

Selain memberikan penghargaan kepada diri sendiri, hal lain yang perlu kita lakukan adalah memaafkan diri sendiri bila mengalami kegagalan. Berhentilah menyalahkan diri sendiri karena hal itu hanya membuat kita putus asa dan stres. Berikanlah kesempatan kepada diri kita untuk berkembang, belajar dari kesalahan yang telah kita perbuat, dan menerima kegagalan sebagai proses pembelajaran. Menyalahkan diri sendiri hanya membuat pikiran kita buntu, dan sulit untuk melihat sisi positif, apa yang telah kita pelajari dari sebuah kesalahan. Sebaliknya, ketika kita menerima sebuah kesalahan yang kita lakukan sebagai sebuah proses pembelajaran, maka kita akan cenderung lebih mudah untuk melangkahkan kaki menghadapi hal lain yang ada di depan mata.

Berikut adalah beberapa cara untuk memaafkan diri sendiri:

·         Akui kesalahan yang telah kita perbuat.

·         Fokuslah pada kelebihan dan potensi yang kita miliki, jangan terfokus terhadap kesalahan yang telah kita perbuat.

·         Carilah apa yang dapat kita pelajari dari kegagalan yang kita alami.

·         Ceritakan apa yang kita alami dengan orang terdekat, dan dengarkanlah pandangan mereka mengenai kegagalan atau kesalahan tersebut.

·         Berhentilah berkata “seandainya……”. Ingatlah bahwa sekeras apapun kita mencoba, apa yang telah terjadi tidak pernah dapat kita ubah. Satu-satunya yang dapat kita buat untuk menjadi lebih baik adalah masa kini dan masa depan.


1.3.    Manfaat yang Diperoleh dari Memimpin Diri Sendiri

Beberapa manfaat yang diperoleh dari keberhasilan memimpin diri sendiri adalah:


·          Munculnya keberanian untuk memiliki cita-cita yang besar

Orang sukses mempunyai cita-cita yang tinggi, harapan masa depan yang lebih baik. Sementara orang yang gagal biasanya tidak memiliki cita-cita yang tinggi. Penetapan cita-cita oleh seseorang, berarti orang tersebut memiliki panduan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

·          Berani melangkah

Perjalanan ribuan kilometer dimulai dari satu langkah awal. Ini sangat penting, karena banyak orang yang memiliki cita-cita tinggi namun tidak mempunyai keberanian untuk memulainya. Tak ada kesuksesan yang datang begitu saja tanpa adanya  keberanian memulai.

·          Berani untuk menghadapi resiko yang menghadang


Keberhasilan yang kita raih akan menimbulkan resiko terhadap diri kita sendiri. Resiko tersebut bisa berupa pengorbanan. Pengorbanan tidak hanya dalam bentuk materi seperti harta atau uang. Ketika mengisi waktu luang, kita memilih melakukan kegiatan pengembangan diri, misalnya: belajar, mengikuti perlombaan, mengikuti ekstrakurikuler, dan lain-lain daripada kegiatan bersenang-senang seperti nonton tv/bioskop, nongkrong, bermain games dan kegiatan lain yang sejenis, berarti kita telah mengorbankan kesenangan  untuk meraih cita-cita yang kita inginkan.



·          Berani mengevaluasi diri

Setiap kesuksesan yang kita raih harus menjadi alat bagi kita untuk menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur. Rajin-rajinlah kita merenung, mengevaluasi diri dan bertanya kepada orang-orang terdekat tentang sikap dan perilaku kita, agar keberhasilan yang kita raih tidak menjadikan kita sombong dan angkuh.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa "Tinggalkan Komen Anda Di Sini ↓"